Kamis, 13 Agustus 2009

AKU | Tak Ingin Berhenti

Hari yang gue takutkan sebentar lagi akan tiba.
Angka 1 akan memiliki seorang teman Baru,
Angka 1 yang diketahui pertama akan menjadi kedua,
Angka 1 akan menjadi 2.

Berbagai Antisipasi dan Emansipasi sudah gue persiapkan,
Jauh sebelum Penipu dan Pesulap itu hadir di dalam hidup gue.
Hampa tak membuatku merasa kosong,
Hampa membuatku tenang,
tenang dari rantai kehidupan yang terus berputar.

Rabu - berkabut.
Kamis - Merah hati.
Jumat - bernoda.

Gue harus bisa melewati hari-hari berkisah ini,
Kisah yang fiktif, berwarna dan tragis.
Karena gue tau gue mau berusaha,
walaupun gue lemah tapi sebenarnya gue tidak pernah terkalahkan.

hahaha....

Kepercayaan diri ini di mulai dari belakang Panggung,
Di balik orang - orang yang punya Lebih.
Semenjak hari-hari Berjalan dan Berlari,
Waktu, Ciuman dan Dukungan...
dari,
Ibunda Tercinta,
Wanita Penggoda,
Sang Diva Jepang,
Seorang Designer Pakaian,
Anak Kecil dan Penulis,
Sahabat Liar,
dan Bintang yang Jatuh yang bisa berbicara.

Aku tidak Pernah Kesepian lagi...
Karena Jika mereka di satukan, akan menjadi banyak peri dan Malaikat...
Cantik,
Rupawan,
(Maaph) dan Sempurna.

Namun kenyataan sangat pahit,
Ternyata tak ada satupun "Manusia" yang Mempedulikanku,
tetapi gue sangat Besyukur Malaikat-malaikat itu tak pernah sekalipun meninggalkan gue,
Bahkan pada saat gue terjatuh dan malas untuk bangun lagi,
Malaikat denagn tulus mengulurkan tangannya yang lembut seperti kapas buat gue.
Kapas Kehidupan...

Senyum Mereka bagaikan pereda keputusasaan dan kecemasan.
Kata-kata mereka bagaikan Biang Gula, sangat manis dan menarik untuk dirasakan.
Bisikan mereka, seperti dongeng sebelum tidur.
Aroma mereka, lebih dari parfum favorit gue sendiri.
Sosok mereka merupakan cermin buat gue.

Gue tidak pernah mengambil dan menunjuk posisi mereka yang sesungguhnya dari langit,
Gue juga tidak pernah membandingkan-bandingkan layaknya persidangan.
Gue hanya melihat dari mata hati gue,
dan yang gue lihat hanyalah sebuah refleksi jiwa mereka yang hidup dari hati nurani,
Hati nurani seorang Malaikat.
Yang Putih, bersayap, dan bersilau bagai berlian.

Sosok sebuah malaikat,
Bukan pada segi,
Bukan pada bentuk,
Bukan pada visualisasi,
Melainkan pada sebuah tali simpul yang muncul karena adanya suara hati.

Lepas dari Deskripsi malaikatku,
Aku Bangga.
Aku Berterima Kasih.
Aku Belajar.
Aku Mau.
Capri.
Kiwi.

Perjalanan ini Masih panjang,
dan Gue tidak ingin berhenti.

Aku Sayang Kalian Semua.

Pohon ini akan Selalu memproduksi oksigennya,
agar kalian bisa selalu bernafas dan hidup selama-lamanya.

Hendry's

2 komentar:

  1. i just re-read this post and i found i like this piece so much hen...lol...kalimat- kalimat nya cantik...

    BalasHapus
  2. Hahaha, thnks re, gw lgi pindahin 1 1 Note yg pernah gw tuLis di Fb.

    BalasHapus